Rabu, 02 Maret 2016

Artikel Tari Pendet



TARI PENDET

Sejarah tari pende sudah ada sejak lama di bali. Tarian ini termasuk yang tertua diantara tarian sejenis yang ada di pulau bali. Dari berbagai sumber yang saya temukan tercatat bahwa tahun 1950 adalah tahun dimana terciptanya tarian pendet. Dua seniman kelahiran Desa Sumertha, Denpasar bernama I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng yang menciptakan tarian ini. Mereka yang mengubah tarian ritual ini menjadi tarian penyambutan bagi tamu yang dilakukan empat orang penari di berbagai tempat.

Wayan Rindi adalah penekun seni tari yang dikenal karena kemampuannya menggubah tari dan melestarikan seni melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Salah satunya terekam dalam beragam foto semasa hidupnya yang aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari pendet pada keturunan keluarga maupun di luar lingkungan keluarganya. Menurut anak bungsunya, Ketut Sutapa, Wayan Rindi memodifikasi tari pendet sakral menjadi tari pendet penyambutan yang kini diklaim Malaysia. Rindi menciptakan tari pendet ini sekitar tahun 1950. Meski dimodifikasi, namun semua busana dan unsur gerakan tarinya tetap mengacu pada pakem seni Bali yang dikenal khas dan dinamis.

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan dipura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung hal yang mistis.
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, baik itu pria dan wanita, dewasa maupun gadis.
Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan, ditampilkan setelah tari Rejang di halaman pura. Biasanya penari menghadap ke arah suci mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan dan perlengkapan sesajen lainnya. Tarian ini bersifat feminim, karena menuntut gerakan-gerakan yang lemah gemulai seperti tarian Sanghyang Dedari, tari Rejang, Sutri dan tari Gabor.
Perkembangan busana memberikan ciri khas bahwa tari Pendet Balih-balihan merupakan tarian hiburan atau tarian “Ucapan Selamat Datang”. Busana di buat semenarik mungkin agar dapat memikat daya tarik penonton. Tata busana pada tari Pendet tonton adalah sebagai berikut:
•  Tapih berwarna hijau dengan motif crapcap.
•  Kamen berwarna merah dengan motif mas – masan dengan pemakaian kamen biasa.
•  Angkin prada berwarna kuning dan memakai motif tumpeng
•  Selendang berwarna merah tanpa motif yang dililit di badan penari

Pada tahun 1960-an tarian ini diperkenalkan ke dunia internasional melalui suatu event internasional yaitu Asian games. Tari pendet ini dipertunjukkan pada upacara pembukaan Asian games di Jakarta yang dibuka oleh Presiden Soekarno.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar