Jumat, 24 Juni 2016

Tawuran



Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran sering terjadi diantara pelajar. Namun, mengapa tawuran antar pelajar ini merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat di Indonesia?. Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran merupakan salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia remaja. Tawuran antar pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya memiliki masyarakat dengan peradaban yang lebih maju.
Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang turun-temurun pada sekolah tersebut. Sehingga tidak heran apabila ada yang berpendapat tawuran sudah membudaya atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu. Masalah ini bukan perkara baru dan jangan dianggap remeh. Padahal masalah tawuran antar pelajar akan membawa dampak panjang , bukan hanya bagi pelajar yang terlibat, namun juga untuk keluarga, sekolah, serta lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Perkelahian ini sering terjadi bukan hanya dari pelajar SMA tetapi juga pelajar SMP. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korbannnya cenderung meningkat. Tawuran yang sering terjadi apabila dapat dikatakan hampir setiap bulan, minggu, bahkan mungkin tiap hari selalu terjadi perkelahian antar pelajar  yang kadang-kadang berujung dengan hilangnya pelajar secara sia-sia. Pelajar yang seharusnya menimba ilmu di sekolah untuk masa depan yang lebih baik untuk menjadi penerus bangsa malah berkeliaran di luar.
Tawuran pelajar yang terjadi bertubi-tubi, telah mencapai taraf yang memprihatinkan. Pernahkah kita berfikir, mengapa anak-anak tega membunuh temannya sendiri? Apakah tidak ada andil dari pihak lain yang menyebabkan anak tega melakukan tindakan seperti ini?
Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar Indonesia merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya untuk mengatasi masalah tawuran antar pelajar. Perkelahian yang  dilakukan oleh sesama pelajar ini sangat merugikan pihak selain para pelajar itu sendiri, dan untuk mencari jalan penyelesaian terbaik dalam menekan permasalahan ini agar tidak terus menerus dalam kehidupan para pelajar dan tidak berdampak buruk pada masa depan mereka. Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang.
Di Indonesia, tawuran telah menjadi tradisi, atau bahkan budaya. Perilaku menyimpang ini biasanya diakibatkan oleh masalah-masalah sepeleh atau biasa saja yang disebabkan oleh hal-hal serius yang menjurus pada tindakan kekerasan.
Dan belakangan ini tawuran semakin marak di kalangan pelajar. Tawuran antar pelajar saat ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban dan keamanan di lingkungan sekitarnya. Saat ini, tawuran antar pelajar sekolah tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah atau sekitar saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, dan mengakibatkan pengrusakan fasilitas publik. Penyimpangan pelajar ini menyebabkan pihak sekolah, guru, dan masyarakat yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana untuk melerainya, sampai akhirnya melibatkan kepolisian.
Hal ini dikarenakan senjata yang dibawa oleh pelajar-pelajar yang dipakai pada saat tawuran bukan senjata biasa. Bukan lagi mengandalkan keterampilan tangan, tinju satu lawan satu. Sekarang, tawuran sudah menggunakan alat bantu, seperti benda yang ada di sekeliling (batu dan kayu). Mereka juga memakai senjata tajam senjata yang bisa merenggut nyawa seseorang. Contohnya pisau, besi, dan lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tawuran antar pelajar yaitu:

Tawuran antar pelajar bisa saja terjadi karena ketersinggungan salah satu kawannya.
Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar pelajar yang yang dipicu karena ketersinggungan seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat berpapasan di terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan, permasalahan pribadi, rebutan perempuan, dipalak, dan lain sebagainya.

  Permasalahan yang sudah mengakar, dalam arti sejarah yang menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan.
Terkadang permasalahan tawuran antar pelajar dipicu pula dengan adanya sejarah permusuhan yang sudah ada dari generasi sebelumnya dengan sekolah lain, beredarnya cerita-cerita yang menyesatkan, bahkan memunculkan mitos berlebihan yang membuat generasi berikutnya terpicu melakukan hal yang sama.
Seperti contohnya, antara sekolah A dengan sekolah B adalah musuh abadi, dimana masing-masing sekolah akan melakukan hal yang antipati terhadap sekolah lain. Biasanya, akan ada pelajar yang menjadi perbincangan, semacam tokoh bagi sekolahnya, karena kehebatannya pada waktu berkelahi.

  Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar.
Premanisme bukan istilah yang asing lagi kita dengar. Mereka cenderung memiliki sifat dengan memakai kekerasan fisik dalam menyelesaikan masalahnya. Mereka mengukur kemenangannya karena kekuatan fisiknya, bukan intelektualitasnya. Padahal, premanisme bertolak belakang dengan jiwa seorang pelajar, yang dituntut kecerdasan berpikir, kecerdasan menglola emosi, dan lain-lain.
Jiwa premanisme dalam jiwa pelajar dapat dihilangkan karena tidak muncul begitu saja, ia disebabkan oleh sesuatu hal. Oleh karenanya, kita perlu mengetahui faktor penyebab sikap premanisme dalam diri pelajar.
 

Mahasiswa


Mahasiswa sebagai agent of change memiliki artian bahwasanya ia terbuka dengan segala perubahan yang terjadi di tengah masyarakat sekaligus menjadi subjek dan atau objek perubahan itu sendiri. Dengan kata lain mahasiswa adalah aktor dan sutradara dalam sebuah pagelaran bertitelkan perubahan. Selain itu, mahasiswa pun diharapkan dan menjadi harapan untuk menjadi seorang pemimpin di masa depan yang memiliki kemampuan intelektual, tangguh dan berakhlak mulia. Itulah yang dimaksud mahasiswa sebagai iron stock, sebagai tonggak penentu bangsa.

Peran mahasiswa sebagai agent of change, iron stock, dan sosial kontrol mengharuskan mahasiswa untuk melek dan peduli dengan lingkungan, sehingga ia akan mudah menyadari segala permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Karena bagaimanapun, hanya mahasiswa yang sadar dengan keadaanlah yang mampu dan layak mengusung perubahan. Sejarah telah mengukirkan banyak cerita tentang bagaimana peran mahasiswa dalam perubahan kondisi bangsa dan negaranya mulai dari zaman kenabian, zaman kolonialisme hingga zaman reformasi.

Di Indonesia pun untuk merubah orde baru menjadi reformasi, menumbangkan rezim Soeharto siapa yang memegang kendali? Tentu mahasiswa. Disamping itu mahasiswa pun memiliki berbagai ilmu yang bisa dijadikan sebagai tonggak intelektual. Dengan ilmu yang dimilikinya, mahasiswa sebenarnya mampu untuk menjadi tonggak masa depan bangsa. Lain dulu lain sekarang. Kini, ketika berbicara tentang mahasiswa yang terbayang adalah sosok individualis dan self centered yang hanya memikirkan diri pribadi saja.


“ Mahasiswa ” itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk siswa atau murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa pembelajarannya. Sedangkan secara harfiyah, “ mahasiswa ” terdiri dari dua kata, yaitu ” Maha ” yang berarti tinggi dan ” Siswa ” yang berarti subyek pembelajar, jadi dari segi bahasa “ mahasiswa ” diartikan sebagai pelajar yang tinggi atau seseorang yang belajar di perguruan tinggi atau universitas. Juga bisa di maknai dengan seseorang yang tidak terbatas hasratnya, tidak pernah habis dan padam semangatnya untuk terus belajar dan menimba Ilmu.

Sedangkan mahasiswa yang berkualitas adalah mahasiswa yang tidak hanya sekedar 3D (datang,duduk,domblong) atau kupu-kupu (kuliah,pulang-kuliah,pulang).  Tetapi harus mempunyai kesadaran untuk terus menggali informasi, ilmu pengetahuan, berfikir kritis, logis, berkemauan tinggi, berkerja keras, tanggap terhadap permasalahan bangsa dan membekali diri dengan kapasitas keilmuan yang tinggi, sehingga mampu memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan bangsa dan masyarakat.
 

Macet



Kemacetan adalah sesuatu yang melekat dengan Ibukota Indonesia, tentunya kemacetan sekarang tidak hanya terjadi di ibukota Jakarta saja, banyak tempat – tempat di daerah jawa barat juga mulai langganan macet seperti Jakarta. Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia adalah salah satu penyebab kemacetan dan tentunya juga jumlah kendaraan terus meningkat dari tahun ketahun kira – kira dari tahun 2012 ke tahun 2013 adalah 11% untuk kenaikan pengguna kendaraan di indonesia. Dari 11% itu jumlah penyumbangan paling terbesar lagi – lagi sepedah motor, kenaikan pengguna sepedah motor adalah 11%, dari 77,755 juta unit menjadi 86,253 juta unit di seluruh Indonesia, dan penyumbang ke dua dari mobil penumpang dengan 10,54 juta unit, juga naik 11 persen dari tahun sebelumnya 9,524 juta unit. Populasi mobil barang (truk, pikap, dan lainnya) tercatat 5,156 juta unit, naik 9 persen dari 4,723 juta unit.
Terbayang begitu banyaknya jumlah peningkatan kendaraan pada negara ini, tentunya dengan terjadinya hal ini pemerintah berusa mencari jalan keluar dengan bantuan wali kota Jakarta dan daerah sekitarnya yang mengalami kemacetan sama seperti Jakarta. Kemacetan dijakarta dan derah sekitar jakarta mulai terjadi pada tahun 1990-an, terbayang sudah berapa lama masalah kemacetan di Indonesia tidak pernah menemui solusi yang baik, karna pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat hal ini makin menyulitkan para petinggi negara. mari kita lebih masuk kedalam penyebab – penyebab kemacetan, ada 6 penyebab kemaacetan yaitu :

1. Demo
Sekarang begitu banyak orang yang ingin menyampaikan aspirasinya, namun kebanyakan para pendemo juga memblokir jalan yang sedang dipakainya untuk menyampaikan aspirasinya, tapi terkadang ada juga sebagian para pendemo menyuruh turun pengendara sepedah motor dan mobil untuk ikut serta dalam demo itu dengan berbagai bentuk ancaman. Hal ini mestinya tidak dilakukan jika ingin menyampaikan aspirasinya dengan cara yang baik, bukankah kita negara yang menganut demokrasi ?, seharusnya kita sebagai warga negara harus membudayakan kebiasaan baik itu harus mengerti musyawarah, tanpa ada kekerasan dan tanpa harus mengorbankan waktu oranglain kita bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan demokrasi dan musyawarah.

2. Penggalian Jalan
Penggalian jalan juga terkadang memang membuat keadaan menjadi macet, karna penggalian menyebabkan penyempitan jalanan yang tidak bisa dihindarkan lagi. Namun penggalian juga penting untuk perkembangan infrastruktur, namun sekali lagi harus melihan kondisi pada saat itu sedang ramai ataukah sepi, dan diusahakan juga ada pengalihan untuk kendaraan kendaraan besar agar mengurangi resiko kemacetan.

3. Perkembangan Penduduk
Kita akan masuk lebih dalam tentang masalah ini, ternyata perkembangan penduduk yang terjadi di Indonesia sungguh sangat luar biasa besarnya, hal ini menyebabkan permintaan kendaraan juga akan bertambah hal ini terus difikirkan oleh pemerintah. Sampai sekarang solusi untuk mengatasi hal ini masih belum ditemukan, namun pemerintah jug sudah mensosialisasikan tentang program KB (keluarga berencana). Pemerintah mengikuti program yang sudah dipakai di amerika serikat, dan di amerika serikat program ini cukup berhasil, namun di Indonesia program ini banyak mengalami pro dan kontra, perbedaan pendapat ini menimbulkan program ini tidak berjalan efektif. Jadi sampai sekarang masalah ini lah yang paling mempengaruhi kemacetan.

4. Ada arus urbanisasi besar-besaran warga dari pedesaan menuju ibu kota
Karna adanya urbanisasi besar – besaran warga dari pedesaan menuju ibu kota sehingga menambah kepadatan penduduk yang terpusat di jakarta. Tentunya pemerintah tidak tinggal diam atas hal ini, pemerintah langsung bergerak cepat dengan memindahkan para warga dari pedasaan ke daerah – daerah yang berdekatan dengan jakarta agar mengurangi terjadinya kepadatan dan kemacetan yang akan terjadi dijakarta.

5. Pertambahan Kendaraan Baru
Hampir setiap detik, menit atau hari ada saja kendaraan baru yang turun ke jalan, entah itu berupa sepeda motor baru, mobil baru atau jenis angkutan lainya, penambahan jumlah kendaraan ini melebihi batas kapasitas infrastruktur jalan yang ada sehingga tidak sanggup menampung semua kendaraan dalam waktu yang sama. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya kendaraan semakin tahun naik dengan pesatnya, dan pada tahun ini penggunaan kendaraan baru sampai 11% dari tahun sebelumnya.

6. Penduduk Yang Mempunyai Kendaraan Banyak
Masyarakat yang berada pada posisi ekonomi bagus seringkali memiliki lebih dari satu kendaraan, misalnya jika dalam satu keluarga yang terdiri dari suami istri dan lima orang anak, maka dalam keluarga tersebut bisa terdapat dua mobil untuk suami istri dan lima sepeda motor untuk digunakan lima anak. Nah ini juga termaksud pada peningkatan jumlah penduduk.