Perkelahian,
atau yang sering disebut tawuran sering terjadi diantara pelajar. Namun,
mengapa tawuran antar pelajar ini merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap
lumrah oleh masyarakat di Indonesia?. Bahkan ada sebuah pendapat yang
menganggap bahwa tawuran merupakan salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak
usia remaja. Tawuran antar pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang
seharusnya memiliki masyarakat dengan peradaban yang lebih maju.
Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran
tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah. Tawuran tersebut
telah menjadi kegiatan yang turun-temurun pada sekolah tersebut. Sehingga tidak
heran apabila ada yang berpendapat tawuran sudah membudaya atau sudah menjadi
tradisi pada sekolah tertentu. Masalah
ini bukan perkara baru dan jangan dianggap remeh. Padahal masalah tawuran antar
pelajar akan membawa dampak panjang , bukan hanya bagi pelajar yang terlibat,
namun juga untuk keluarga, sekolah, serta lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Perkelahian
ini sering terjadi bukan hanya dari pelajar SMA tetapi juga pelajar SMP.
Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korbannnya cenderung
meningkat. Tawuran yang sering terjadi apabila dapat dikatakan hampir setiap
bulan, minggu, bahkan mungkin tiap hari selalu terjadi perkelahian antar
pelajar yang kadang-kadang berujung
dengan hilangnya pelajar secara sia-sia. Pelajar yang seharusnya menimba ilmu
di sekolah untuk masa depan yang lebih baik untuk menjadi penerus bangsa malah
berkeliaran di luar.
Tawuran pelajar yang terjadi bertubi-tubi, telah
mencapai taraf yang memprihatinkan. Pernahkah kita berfikir, mengapa anak-anak
tega membunuh temannya sendiri? Apakah tidak ada andil dari pihak lain yang
menyebabkan anak tega melakukan tindakan seperti ini?
Banyaknya
tawuran antar pelajar di kota-kota besar Indonesia merupakan fenomena yang
menarik untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya untuk mengatasi masalah
tawuran antar pelajar. Perkelahian yang
dilakukan oleh sesama pelajar ini sangat merugikan pihak selain para
pelajar itu sendiri, dan untuk mencari jalan penyelesaian terbaik dalam menekan
permasalahan ini agar tidak terus menerus dalam kehidupan para pelajar dan
tidak berdampak buruk pada masa depan mereka. Tawuran merupakan suatu
kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok
orang.
Di Indonesia, tawuran telah menjadi tradisi, atau bahkan
budaya. Perilaku menyimpang ini biasanya diakibatkan oleh masalah-masalah
sepeleh atau biasa saja yang disebabkan oleh hal-hal serius yang menjurus pada
tindakan kekerasan.
Dan belakangan ini tawuran semakin marak di kalangan
pelajar. Tawuran antar pelajar saat ini sudah menjadi masalah yang sangat
mengganggu ketertiban dan keamanan di lingkungan sekitarnya. Saat ini, tawuran
antar pelajar sekolah tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah atau sekitar
saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, dan mengakibatkan pengrusakan
fasilitas publik. Penyimpangan pelajar ini menyebabkan pihak sekolah, guru, dan
masyarakat yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana untuk
melerainya, sampai akhirnya melibatkan kepolisian.
Hal ini dikarenakan senjata yang
dibawa oleh pelajar-pelajar yang dipakai pada saat tawuran bukan senjata biasa.
Bukan lagi mengandalkan keterampilan tangan, tinju satu lawan satu. Sekarang,
tawuran sudah menggunakan alat bantu, seperti benda yang ada di sekeliling
(batu dan kayu). Mereka juga memakai senjata tajam senjata yang bisa merenggut
nyawa seseorang. Contohnya pisau, besi, dan lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
tawuran antar pelajar yaitu:
Tawuran antar pelajar bisa saja terjadi karena ketersinggungan salah satu
kawannya.
Mungkin dari kita pernah mendengar
tawuran antar pelajar yang yang dipicu karena ketersinggungan seorang siswa
yang tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat berpapasan di terminal, atau
masalah kompleks lainnya. Misalkan, permasalahan pribadi, rebutan perempuan,
dipalak, dan lain sebagainya.
Permasalahan yang sudah mengakar, dalam arti sejarah yang menyebabkan
pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan.
Terkadang permasalahan tawuran antar
pelajar dipicu pula dengan adanya sejarah permusuhan yang sudah ada dari
generasi sebelumnya dengan sekolah lain, beredarnya cerita-cerita yang
menyesatkan, bahkan memunculkan mitos berlebihan yang membuat generasi
berikutnya terpicu melakukan hal yang sama.
Seperti contohnya, antara sekolah A
dengan sekolah B adalah musuh abadi, dimana masing-masing sekolah akan
melakukan hal yang antipati terhadap sekolah lain. Biasanya, akan ada pelajar
yang menjadi perbincangan, semacam tokoh bagi sekolahnya, karena kehebatannya
pada waktu berkelahi.
Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar.
Premanisme bukan istilah yang asing
lagi kita dengar. Mereka cenderung memiliki sifat dengan memakai kekerasan
fisik dalam menyelesaikan masalahnya. Mereka mengukur kemenangannya karena
kekuatan fisiknya, bukan intelektualitasnya. Padahal, premanisme bertolak
belakang dengan jiwa seorang pelajar, yang dituntut kecerdasan berpikir,
kecerdasan menglola emosi, dan lain-lain.
Jiwa premanisme dalam jiwa pelajar
dapat dihilangkan karena tidak muncul begitu saja, ia disebabkan oleh sesuatu
hal. Oleh karenanya, kita perlu mengetahui faktor penyebab sikap premanisme
dalam diri pelajar.